|
Foto : ilustrasi ketakutan |
Bila kita ditanya tentang sesuatu yang paling menakutkan dan mengerikan sehingga harus dihindari bahkan diusahakan sekuat tenaga tidak terjadi pada diri kita, tentu jawaban yang diberikan akan berbeda-beda. Jawaban tentu akan tergantung latar belakang pengetahuan, kondisi fisik dan kejiwaan serta yang lainnya. Namun, umumnya hal-hal yang dianggap paling menakutkan bagi sebagian besar manusia kebanyakan adalah sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-harinya, seperti hubungan dengan kekasih, keluarga, sampai yang menyangkut tentang ekonomi.
Berikut adalah 5 hal yang dianggap paling menakutkan bagi manusia di dunia sehingga harus dihindari :
1. Kematian
|
Kematian itu pasti, umumnya manusia akan berusaha menghindarinya |
Takut akan kematian merupakan rasa takut paling utama yang dihadapi oleh orang di dunia. Nyaris seluruh orang tak siap untuk mati walau tau mati adalah hal yang pasti akan datang cepat ataupun lambat.
Saat bicara kematian, biasanya, merupakan topik yang kurang disenangi dan diminati bagi sebagian orang. Kenapa? Karena, pada dasarnya, naluri manusia menginginkan hidup lama, bahkan kalau bisa hidup seribu tahun lamanya.
Dalam batas-batas tertentu, takut mati adalah fitrah alias wajar. Bahkan baik, apabila takut mati mampu menjadi pendorong atau motivator untuk berbuat kebajikan dan menjadi energi untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang merugikan diri maupun orang lain. Namun takut mati menjadi sangat buruk apabila membawa kita pada sikap apatis, tidak ada semangat hidup, bahkan putus asa. Takut mati semacam ini harus disembuhkan dengan cara memupuk kesadaran bahwa setiap orang akan mati, baik cepat ataupun lambat.
Kita tidak perlu takut mati, sebab mati pasti akan kita alami. Yang harus kita takuti, apa yang akan kita bawa setelah mati. Jadikanlah takut mati sebagai motivator atau pendorong untuk berlomba dalam kebaikan.
2. Kegagalan
|
Foto : ilustrasi |
Saat kita sedang mencoba suatu hal, pasti ada 2 kemungkinan yang akan terjadi nantinya, yakni sukses atau gagal. Rasa takut yang tidak rasional pada kegagalan dapat menyebabkan orang tidak ingin berbuat sesuatu dikarenakan takut bila menjumpai kegagalan, hal ini disebut dengan Atychiphobia.
Rasa takut gagal mungkin merupakan hal terkuat yang membuat seseorang selalu berada di bawah potensi dan kemampuan mereka yang sesungguhnya. Di dunia yang semakin penuh ketidakpastian ini, banyak orang memilih untuk “bermain aman” karena takut mendapatkan kegagalan.
Tetapi bermain aman pun memiliki resiko. Jika anda tidak pernah berani untuk gagal, sukses anda akan berada di level yang biasa-biasa saja. Banyak orang meremehkan prestasi dan kemampuan mereka untuk pulih dari kegagalan. Hal ini membuat mereka melewatkan berbagai kesempatan berharga yang mereka temui. Padahal sesungguhnya, kegagalan seringkali membawa seseorang untuk menjadi sukses.
Dalam berbagai hal, tak sedikit manusia yang merasa takut dirinya akan ditolak. Dalam karir, persahabatan dan cinta, penolakan sering dianggap sebagai suatu kekalahan. Padahal, bukan seperti itu adanya.
Kemungkinan, banyak juga para single yang masih single karena terhenti di tahap ini. Rasa suka itu tak berani diungkapkan karena takut ditolak dan dijauhi.
Seorang pakar happiness Indonesia, Arvan Pradiansyah, pernah mengatakan tentang sebuah PENOLAKAN di program Smart Happiness yang disiarkan salah satu radio. “Saat ditolak seringkali kita merasa dunia ini hancur, kita jadi merasa tak berguna lagi, atau sebaliknya kita menjadi mendendam buta, menyalahkan si penolak, menyalahkan atasan, menyalahkan keadaan dan runyamnya akhirnya menyalahkan Tuhan! Padahal hanya dengan merubah sedikit sudut pandang, kita bisa merasa berbeda ketika menghadapi sebuah penolakan. Kita boleh bangga dengan sebuah penolakan, karena itu artinya kita sudah pernah mencoba. Coba bayangkan ketika Anda mendamba seorang wanita cantik atau pria ganteng, dan Anda hanya diam saja tanpa berani mengatakannya? Tentu Anda akan merasa penasaran tak berkesudahan. Dengan menyatakannya, dan meski kemudian ditolak, maka lunas semua penasaran yang pernah ada. Betul tidak? (he he kayak Aa Gym saja ya?). Dari sudut pandang lain, ditolak itu merupakan perintah kepada diri kita untuk memperbaiki diri.
4. Kehilangan Orang Yang Disayangi
|
"Melepaskan Dengan Ikhlas: Bagaimana Menghadapi Duka Saat Kehilangan Orang Yang Tersayang. " |
Dalam sebuah hubungan, punya perasaan yang dalam pada pasangan adalah hal yang wajar. Merasa sangat mencintai dan takut kehilangan pun jadi hal yang sangat normal. Tapi, seberapa besar ketakutan yang kini kamu rasakan? Apakah rasa takut yang berlebihan justru sudah mengendalikan dirimu? Membuatmu sibuk membayangkan hal-hal buruk terjadi dalam hubungan, termasuk kemungkinan ditinggalkan dan kehilangan?
Berkumpul bersama orang-orang yang kita sayangi pastilah merupakan saat yang sangat membahagiakan didalam hidup ini. Dan saat tiba waktunya untuk mengakhiri kebersamaan tersebut, baik disebabkan oleh perpisahan, perceraian, maupun kematian, sebagian besar orang pasti akan sedih atau malah sampai mengalami stress. Jadi sempatkanlah banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga serta teman yang Anda cintai, sehingga bila tiba waktunya kita berpisah dengan mereka, maka memori indah tentang mereka dapat terus membuat orang yang ditinggalkan jadi tetap semangat untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
5. Miskin.
|
Miskin tidak identik dengan hidup susah |
Bila seseorang pernah merasakan miskin atau dulunya tumbuh di sebuah lingkungan yang diliputi kemiskinan, biasanya mereka mempunyai rasa takut yang amat kuat pada kemiskinan. Langkah yang paling baik untuk melawan kemiskinan salah satunya dengan belajar tentang bagaimana cara untuk memperoleh uang. Ada sebagian orang yang demikian takut dengan miskin atau kehilangan hartanya. Rasa takut yang terlalu berlebih pada miskin ini dinamakan Peniaphobia.
Jangan takut miskin....karena hidup sengsara itu tidak identik dengan miskin. Kenyataannya banyak orang kaya hidupnya susah, sebaliknya banyak orang miskin hidupnya malah enjoy dan bahagia.
Itu berarti hidup susah atau tidak, tidak mutlak tergantung pada harta, tapi lebih pada hati. Kalau hati tenang maka hidup pun akan tenang, walaupun mungkin harta yang dipunyai sedikit.
Disisi lain, miskin sendiri dalam islam bukanlah cela. Itu meupakan bagian dari sunnatullah. Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan manusia (di dunia) berada diantara dua keadaan yaitu susah dan senang, atas dan bawah, kiri dan kanan, baik dan buruk, termasuk miskin dan kaya. Semua itu bagian dari cobaan bagi bani Adam.
^so, hidup susah,..... siapa takut?^
Semoga bermanfaat.