Inilah Isi Kapal Selam Indonesia Saat Perang Pembebasan IRIAN BARAT


Salah satu spot wisata unik di Kota Surabaya, Jawa Timur yang tak dimiliki kota lain di Indonesia ialah Monumen Kapal Selam ( Monkasel).

Kapal selam sepanjang 76,6 meter, lebar 6,30 ini terparkir gagah di sisi Jalan Pemuda, tepat di samping Sungai Kalimas, Surabaya. Wisatawan bisa masuk ke dalamnya dan menelusuri isi kapal tersebut.

KompasTravel mencoba menelusurinya mulai dari sisi terdepan yang merupakan tempat pelontar rudal terbanyak di bagian kapal.

Untuk menelusurinya wisatawan akan dipandu pemandu wisata. Saat itu para pemandu memakai seragam ala pelaut, dengan warna lencana putih biru, Selasa (19/6/2017). Tetapi seragam ini hanya digunakan pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu.

Memasuki bagian depan kapal, terlihat rudal-rudal dengan panjang lima hingga delapan meter tertata di bawah tempat tidur bintara. Di sisi depan terdapat empat pelontar rudal, dengan maksimal 12 amunisi rudal yang bisa dibawa.

Salah seorang pemandu wisata Monkasel, Retno mencontohkan bagaimana rudal tersebut diarahkan dan menggunakan tuas-tuas yang mana untuk menembakkannya.
KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatawan sedang mencoba periskop yang masih berfungsi di Monumen Kapal Selam, Surabaya, Selasa (19/6/2017).
 
Masuk ke ruangan yang lebih dalam, lorong kapal menjadi lebih minim cahaya. Namun untuk urusan udara, pihak pengelola telah memodifikasi kapal ini dengan pendingin ruangan yang tersalurkan dari depan hingga belakang.

Di ruang kedua, merupakan ruang tinggal yang dikhususkan untuk perwira. Terdapat meja rapat sekaligus untuk makan, tempat tidur lipat. Lalu di ujung ruangan terdapat bilik khusus yang merupakan ruang privat komandan.

Di ruang kedua tersebut terpajang deretan foto para komandan, dan perwiranya yang pernah bertugas dengan KRI Pasoepati pada masanya.

Dari ruang para pemimpin, wisatawan masuk ruang kemudi lewat pintu kecil berbentuk bulat, yang menjadi pintu khas di dalam kapal-kapal. Tak jarang wisatawan harus benar-benar merunduk atau naik ke pintu bulat yang letaknya di atas.

Di ruang kemudi Anda bisa melihat jalanan lewat periskop yang masih berfungsi. Sementara di sisinya terdapat kemudi kapal dan penentu koordinat laju kapal.

KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Menelusuri lambung KRI Pasoepati di Monumen Kapal Selam, Surabaya.
 
Asyiknya Anda bisa mencoba menggunakan periskop yang asli dengan fungsi yang masih terjaga. Bak pengemudi kapal, wisatawan pun mencoba memutar-mutar dan melihatnya, tetapi ke Jalan Pemuda, bukan perairan atau medan tempur di laut.

Setelah tu, Anda akan masuk ruang mesin, terdapat penyimpanan batere untuk motor listrik, lalu mesin diesel 2000 PK sebagai motor pendorong utama saat kapal selam di atas permukaan air.

Berlanjut ke bagian paling belakang ialah ekor kapal, merupakan tempat baling-baling penggerak, juga pelontar senjata bagian belakang. Selain itu juga ada pintu darurat bagi seluruh isi kapal tersebut.

“Di belakang ini juga ada peluncur rudal, tapi cuma dua. Jadi serangan bisa lewat depan dan belakang kapal,” ujar Retno.
KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Monumen Kapal Selam, merupakan museum kapal selam dari jenis kapal KRI Pasoepati 410 yang bertempur saat membebaskan Irian Barat 1960.
 
Lelah melakukan penelusuran dalam kapal, Anda biasa menonton sejarah kapal tersebut dan masa kejayaan maritim Indonesia saat pembebasan Irian Barat di studio film. Tepat di belakang monumen, setelah Anda keluar dari kapal, terdapat ruangan seperti mini bioskop yang memutarkan film tersebut.

Berdurasi 20 menit, film dokumenter tentang kemaritiman Indonesia tersebut akan membawa Anda melihat perjuangan di dalam kapal saat membebaskan Irian Barat.

“Waktu penayangannya tiap satu jam sekali mulai jam 9 pagi. Kalau libur lebaran atau hari besar biasanya setengah jam sekali karena padat,” ujar Fredi, staf Video Rama yang mengoperasikan studio.

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.