Kesuksesan
akan selalu datang bagi mereka yang rela bekerja keras. Hal itulah yang
terjadi pada Nilushika Jayaweera. Tak pernah terlintas di pikirannya
bahwa kini ia bisa sukses sebagai seorang pengusaha meski dulu mengawali karier sebagai pembantu rumah tangga.
Kisah hidup yang harus dilalui wanita 36 tahun ini juga penuh
tantangan. Kedua orang tuanya meninggal sejak usianya masih kecil.
Akhirnya, ia dan keempat adiknya pun harus rela hidup di yayasan yatim
piatu.
"Dahulu, saya tidak tahu siapa saya dan apa yang saya inginkan. Hidup hanya terjadi pada saya," tutur Jayaweera melansir Straitstimes, Minggu (18/6/2017).
Saat sudah beranjak dewasa, Jayaweera memutuskan untuk pergi merantau
demi bisa mendapat penghidupan yang lebih baik bagi adik-adiknya. Ia
pergi ke Singapura pada 2001 dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Selama sepuluh tahun, tidak ada perubahan mencolok pada kehidupannya.
Hingga pada tahun 2011 ia dihimpit permasalahan keluarga. Berkat
bantuan dari majikannya, Jayaweera disarankan untuk mengikuti kursus
pengembangan diri di lembaga bernama Aidha.
Lembaga kursus ini menawarkan berbagai ilmu dan keterampilan baru
bagi siswanya. Disana, para pembantu rumah tangga diajarkan cara
mengatur keuangan dan memulai bisnis.
Jayaweera mengungkap, kesuksesan yang direguknya kini tak lepas dari
dukungan majikannya kala itu. Sang majikan rela mengeluarkan uang UD$
400 atau Rp 5,3 juta untuk membiayai kursusnya di sana.
Berkat keseriusannya pendidikan di lembaga tersebut, Jayaweera merasa lebih terpacu untuk bisa sukses dalam hidup.
”Belajar berbagai keterampilan dari kursus tersebut menciptakan lebih
banyak pilihan dan kemungkinan bagi saya. Saya menjadi sadar bahwa
pendidikan dan pemberdayaan adalah kunci masa depan yang lebih cerah
bagi perempuan,” jelas dia.
Merintis bisnis
Dengan
kemampuan yang ia pelajari, wanita berkulit sawo matang ini akhirnya
memberanikan diri untuk membuka bisnis di kampung halamannya, Sri Lanka.
Ia meminta suaminya untuk kembali ke kampung halaman untuk mendirikan
bisnis online berjualan daun teh.
Ia dan sang suami membeli daun teh dari kebun-kebun yang bertebaran
di Sri Lanka. Setelah itu, mereka mengemasnya untuk dijual. Tanpa
disangka, bisnis yang dirintisnya mampu sukses besar. Kini keduanya
memiliki 500 pelanggan yang tersebar di beberapa negara.
Begitu usahanya mulai berkembang, perempuan 36 tahun itu memilih
berhenti dari pekerjaannya sebagai pembantu rumah tangga. Ia fokus untuk
membesarkan bisnisnya yang terus berkembang pesat.
Tak hanya mengurus bisnis, Jayaweera juga tak lupa memberi kontribusi
positif bagi masyarakat di sekitar kampung halamannya. Dari keuntungan
bisnis yang ia jalani, ia membelikan mereka buku-buku sekolah.
Jayaweera juga mendirikan lembaga pendidikan khusus bagi perempuan di
desanya. Ia mengajarkan para perempuan untuk memulai usaha kecil agar
tidak bergantung pada penghasilan suami. Beberapa keterampilan yang ia
ajarkan antara lain beternak, menjahit, hingga mengurus keuangan.
source: bisnis.liputan6.com