Telepon pintar memberikan keutungan tersendiri bagi peggunanya. Beragam informasi dan kemdahan lainnya berada dalam genggaman tangan.
Namun, siapa sangka kehadiran telepon pintar juga dapat mereduksi kemampuan otak manusia. Telepon pintar seperti pacar yang memberi pengaruh buruk. Semakin dekat posisi manusia dengan telepon pintar, semakin berkurang pula kinerja kognitif.
Fakta hasil riset itu dipublikasikan oleh tim peneliti Univerty of Texas, Austin, dalam Journal of Association for Consumer Research Volume 2 April 2017.
“Kami melihat sebuah tren linier yang menunjukkan bahwa semakin telepon pintar lebih menarik perhatian, kapasitas kognitif partisipan yang tersedia menjadi berkurang,” kata salah satu peneliti, Adrian Ward seperti dikutiup Livescience, Selasa (27/6/2017).
Bersama timnya, Adrian melakukan dua kali eksperimen. Pertama, pegguna 520 telepon pintar diminta untuk mengubah telepon pintarnya ke mode diam.
Satu kelompok diminta meninggalkan benda itu di ruangan berbeda. Kelompok lainnya diminta hanya meletakkan telepon pintar di ruangan yang sama, bisa di saku atau tas.
Kemudian, para sukarelawan diminta melengkapi sejumlah rangkaian tes komputer yang mesyaratkan konsentrasi tinggi untuk mencapai skor maksimal.
Hasilnya? Sukarelawan yang meninggalkan telepon pintar mereka di ruangan lain secara signifikan mengungguli nilai partisipan lainnya dengan telepon genggam berada di atas meja, dan sedikit mengungguli nilai partisipan lain yang menaruh telepon genggam di saku atau di dalam tas.
Untuk eksperiman kedua, cara yang sama diterapkan pada 275 sukarelawan. Namun, sebelumnya mereka diminta mengungkapkan ketergantungan mereka dengan telepon pintar. Peserta lalu diminta untuk mematikan telepon mereka.
Hasilnya pun serupa. Mereka yang mengatakan paling tergantung dengan telepon pintar mengerjakan tes paling buruk.
Namun, siapa sangka kehadiran telepon pintar juga dapat mereduksi kemampuan otak manusia. Telepon pintar seperti pacar yang memberi pengaruh buruk. Semakin dekat posisi manusia dengan telepon pintar, semakin berkurang pula kinerja kognitif.
Fakta hasil riset itu dipublikasikan oleh tim peneliti Univerty of Texas, Austin, dalam Journal of Association for Consumer Research Volume 2 April 2017.
“Kami melihat sebuah tren linier yang menunjukkan bahwa semakin telepon pintar lebih menarik perhatian, kapasitas kognitif partisipan yang tersedia menjadi berkurang,” kata salah satu peneliti, Adrian Ward seperti dikutiup Livescience, Selasa (27/6/2017).
Bersama timnya, Adrian melakukan dua kali eksperimen. Pertama, pegguna 520 telepon pintar diminta untuk mengubah telepon pintarnya ke mode diam.
Satu kelompok diminta meninggalkan benda itu di ruangan berbeda. Kelompok lainnya diminta hanya meletakkan telepon pintar di ruangan yang sama, bisa di saku atau tas.
Kemudian, para sukarelawan diminta melengkapi sejumlah rangkaian tes komputer yang mesyaratkan konsentrasi tinggi untuk mencapai skor maksimal.
Hasilnya? Sukarelawan yang meninggalkan telepon pintar mereka di ruangan lain secara signifikan mengungguli nilai partisipan lainnya dengan telepon genggam berada di atas meja, dan sedikit mengungguli nilai partisipan lain yang menaruh telepon genggam di saku atau di dalam tas.
Untuk eksperiman kedua, cara yang sama diterapkan pada 275 sukarelawan. Namun, sebelumnya mereka diminta mengungkapkan ketergantungan mereka dengan telepon pintar. Peserta lalu diminta untuk mematikan telepon mereka.
Hasilnya pun serupa. Mereka yang mengatakan paling tergantung dengan telepon pintar mengerjakan tes paling buruk.
Namun, hal itu hanya terjadi ketika telepon pintar diletakkan di atas meja atau di kantong atau di dalam tas. Jika telepon genggam berada di ruangan lain, ketergantungan pada telepon pintar tidak berdampak signifikan dengan nilai tes.
Kesimpulannya, para peneliti menemukan, tidak ada perbedaan signifikan bila telepon pintar berada dalam kondisi mati maupun aktif, dan diletakkan di bawah meja atau di atas meja.
Dengan kata lain, hanya ada satu cara untuk benar-benar memastikan telepon pintar tidak mengganggu kinerja, yakni dengan memindahkannya ke ruangan lain.
“Bukan berarti bahwa para sukarelawan terganggu karena mereka mendapatkan notifikasi di telepon mereka,” kata Ward.
“Kehadiran telepon pintar itu saja sudah cukup untuk mengurangi kemampuan kongnitif mereka. Alam sadar pikiran anda tidaklah berpikir tentang telepon pintar, tapi proses itu – proses yang mesyaratkan diri anda untuk tidak berpikir tentang sesuatu – menggunakan beberapa kemampuan sumber daya kognitif yang terbatas. Itu menguras otak,” jelasnya.
Kesimpulannya, para peneliti menemukan, tidak ada perbedaan signifikan bila telepon pintar berada dalam kondisi mati maupun aktif, dan diletakkan di bawah meja atau di atas meja.
Dengan kata lain, hanya ada satu cara untuk benar-benar memastikan telepon pintar tidak mengganggu kinerja, yakni dengan memindahkannya ke ruangan lain.
“Bukan berarti bahwa para sukarelawan terganggu karena mereka mendapatkan notifikasi di telepon mereka,” kata Ward.
“Kehadiran telepon pintar itu saja sudah cukup untuk mengurangi kemampuan kongnitif mereka. Alam sadar pikiran anda tidaklah berpikir tentang telepon pintar, tapi proses itu – proses yang mesyaratkan diri anda untuk tidak berpikir tentang sesuatu – menggunakan beberapa kemampuan sumber daya kognitif yang terbatas. Itu menguras otak,” jelasnya.
Source:kompas.com