Perihal keperawanan, sampai saat ini masih menjadi polemik yang diperdebatkan. Tunisia, memang menjadi negara di Afrika yang begitu mengagungkan hak-hak para wanita. Tetapi untuk kultur yang mengagung-agungkan keperawanan, sayangnya masih juga ada hingga sampai detik ini di masyarakatnya.
Yasmine (28) bukan nama sebenarnya, menyebutkan kekhawatirannya perihal ini lantaran dirinya sudah tidak perawan lagi. Sebab kedua, perempuan asal Tunisia ini akan menikah namun menjadi ragu dan ketakutan saat ada berita yang menyebar jika ada seorang wanita di negaranya diceraikan suaminya setelah dicurigai tidak perawan lagi.
Yasmine, memang orang Tunisia tapi ia menjalani masa remaja hingga dewasa di luar negeri yang menganut gaya hidup bebas. Ia memiliki masa lalu yang ‘kelam’ dan takut ditinggalkan oleh tunangannya. Ia takut rumah tangganya akan bubar hanya karena masalah selaput dara.
Sehingga pada Juli yang lalu Yasmine memutuskan untuk menjalani Hymenorrhaphy, operasi untuk mengembalikan keperawanan. Hymenorrhaphy berasal dari bahasa Yunani ‘Hymen’ yang berarti selaput dan ‘raphe’ berarti jahitan. Secara harfiah ini merupakan prosedur menjahit selaput dara. Dan dunia kedokteran memakai sebutan lain yakni hymenoplasty atau hymenotomy.
Harga operasi selaput dara ini beragam, namun umumnya tidak murah. Yasmine harus membayar USD 400 atau Rp 5,3 juta. Prosedurnya kira-kira setengah jam, dan tentu saja ini dirahasiakan oleh Yasmine dari keluarga dan calon tunangannya.
Salah satu ahli hymenorrhaphy di klinik tempat Yasmine melakukan operasi menyebutkan jika 90 persen pasiennya adalah para perempuan yang dilanda kecemasan yang sama dirasakan oleh Yasmine. Yakni juga takut akan aib yang bisa mempermalukan keluarga, dan Rachid mengaku selama sepekan bisa mengoperasi dua orang.
Berdasarkan laporan Time of India pada 2017 yang lalu, tren menjahit selaput dara ini makin meningkat dan populer di India. Berdasarkan pengakuan dokter bedah palstik Sunshine Hospital, Dr Bhavani Prasad, sejauh ini dirinya telah menjalani 50 operasi per tahun.
“Di dalam masyarakat kita [India], banyak perempuan yang merasa perlu untuk merekonstruksi selaput daranya sebagai langkah awal dari sebuah pernikahan. Mereka merasa meski pasangannya memiliki gaya hidup yang sangat modern sekalipun, si laki-laki tetap ingin sang istri memiliki status perawan,” paparnya, seperti yang tertera di tirto.id
Di Timur Tengah, obsesi keperawanan ini juga tumbuh subur, terutama di Iran. Bahkan, Ayatullah Agung Sadeq mengeluarkan fatwa yang mengizinkan hymenorrhaphy demi keharmonisan pasangan muda. Dan hal ini membuat sang laki-laki tak bisa menceraikan istrinya dengan alasan ditipu mengenai keperawanan.
Ditingkat yang ekstrim, PBB melaporkan ada perempuan Yazidi yang dipaksa untuk menjalani operasi ini hingga 20 kali oleh militan ISIS yang begitu memuja keperawanan. Cerita mengerikan ini didapatkan saat mewawancarai sejumlah perempuan Yazidi yang menjadi mantan budak s**s anggota ISIS.
Yasmine (28) bukan nama sebenarnya, menyebutkan kekhawatirannya perihal ini lantaran dirinya sudah tidak perawan lagi. Sebab kedua, perempuan asal Tunisia ini akan menikah namun menjadi ragu dan ketakutan saat ada berita yang menyebar jika ada seorang wanita di negaranya diceraikan suaminya setelah dicurigai tidak perawan lagi.
Yasmine, memang orang Tunisia tapi ia menjalani masa remaja hingga dewasa di luar negeri yang menganut gaya hidup bebas. Ia memiliki masa lalu yang ‘kelam’ dan takut ditinggalkan oleh tunangannya. Ia takut rumah tangganya akan bubar hanya karena masalah selaput dara.
Sehingga pada Juli yang lalu Yasmine memutuskan untuk menjalani Hymenorrhaphy, operasi untuk mengembalikan keperawanan. Hymenorrhaphy berasal dari bahasa Yunani ‘Hymen’ yang berarti selaput dan ‘raphe’ berarti jahitan. Secara harfiah ini merupakan prosedur menjahit selaput dara. Dan dunia kedokteran memakai sebutan lain yakni hymenoplasty atau hymenotomy.
Harga operasi selaput dara ini beragam, namun umumnya tidak murah. Yasmine harus membayar USD 400 atau Rp 5,3 juta. Prosedurnya kira-kira setengah jam, dan tentu saja ini dirahasiakan oleh Yasmine dari keluarga dan calon tunangannya.
Salah satu ahli hymenorrhaphy di klinik tempat Yasmine melakukan operasi menyebutkan jika 90 persen pasiennya adalah para perempuan yang dilanda kecemasan yang sama dirasakan oleh Yasmine. Yakni juga takut akan aib yang bisa mempermalukan keluarga, dan Rachid mengaku selama sepekan bisa mengoperasi dua orang.
Berdasarkan laporan Time of India pada 2017 yang lalu, tren menjahit selaput dara ini makin meningkat dan populer di India. Berdasarkan pengakuan dokter bedah palstik Sunshine Hospital, Dr Bhavani Prasad, sejauh ini dirinya telah menjalani 50 operasi per tahun.
“Di dalam masyarakat kita [India], banyak perempuan yang merasa perlu untuk merekonstruksi selaput daranya sebagai langkah awal dari sebuah pernikahan. Mereka merasa meski pasangannya memiliki gaya hidup yang sangat modern sekalipun, si laki-laki tetap ingin sang istri memiliki status perawan,” paparnya, seperti yang tertera di tirto.id
Di Timur Tengah, obsesi keperawanan ini juga tumbuh subur, terutama di Iran. Bahkan, Ayatullah Agung Sadeq mengeluarkan fatwa yang mengizinkan hymenorrhaphy demi keharmonisan pasangan muda. Dan hal ini membuat sang laki-laki tak bisa menceraikan istrinya dengan alasan ditipu mengenai keperawanan.
Ditingkat yang ekstrim, PBB melaporkan ada perempuan Yazidi yang dipaksa untuk menjalani operasi ini hingga 20 kali oleh militan ISIS yang begitu memuja keperawanan. Cerita mengerikan ini didapatkan saat mewawancarai sejumlah perempuan Yazidi yang menjadi mantan budak s**s anggota ISIS.
sumber: http://www.suratkabar.id/