Bocah ABG berusia 12 tahun bernama Savannah, mendadak jadi perbincangan masyarakat dunia.
Apa yang dia lakukan di sebuah gereja di kotanya, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, bikin heboh dan dengan cepat memicu pro kontra pendapat publik.
Video yang merekam kelakuan Savannah di gereja itu menjadi viral.
Apa yang Savannah lakukan?
Dilansir dari The Huffington Post, dalam sebuah misa di gereja, 7 Mei 2017, Savannah minta izin kepada pihak gereja untuk melampiaskan testimoninya di atas mimbar.
Ia ingin agar masyarakat mendengar ganjalan di hatinya selama ini.
Tapi, begitu dia bicara di atas mimbar gereja, jamaah satu gereja langsung geger.
Pihak gereja pun akhirnya terpaksa mematikan mikrofon.
Savannah akhirnya diusir paksa dari atas mimbar.
Campur baur ekspresi masyarakat melihat Savannah.
Sedih, marah, jijik, bangga, atau prihatin, menjadi penilaian masyarakat atas aksi Savannah.
Inilah yang Savannah katakan di atas mimbar :
"Aku percaya aku diciptakan Tuhan sebagaimana diriku sekarang, semua bagian dari diriku,"
"Tuhan tidak mungkin salah ketika memutuskan memberiku mata berwarna coklat, atau memberiku kepala botak ketika aku lahir,"
"Tuhan tak mungkin salah memberiku freckless (bintik-bintik merah di wajah),"
"Tuhan juga tak mungkin salah menciptakanku sebagai seorang lesbian,"
"Tuhan mencintai aku apa adanya, karena aku percaya dia cinta semua makhluk ciptaannya,"
"Aku percaya dia menciptakanku seperti ini dengan sebuah tujuan, dia tak pernah salah menciptakan seseorang,"
Setelah itu, Savannah mencoba berbicara tapi suaranya tak terdengar.
Pihak gereja memutuskan untuk mematikan mikrofon itu.
Seorang pria, juga menyuruh Savannah turun dari mimbar dan duduk di tempatnya semula.
Savannah pun menangis.
Ya, Savannah ternyata mengungkapkan pengakuan di depan khalayak gereja, bahwa dia seorang lesbian.
Sebuah hal yang terlarang di sejumlah agama, termasuk Kristen.
"Aku sangat sedih karena aku ingin menyelesaikannya,"
"Aku merasa, apa yang aku katakan haram untuk diperdengarkan orang lain,"
"Tapi aku sangat bahagia, karena pada akhirnya, aku menunjukkan bahwa lesbian itu bukan orang aneh,"
"Ada kalimat lain yang ingin kuungkapkan, tapi tiba-tiba mikrofon dimatikan,"
Savannah yang sudah menyadari bahwa dirinya lesbian, ternyata sudah mendapat support dari kedua orangtuanya.
Ibu Savannah, yang juga hadir di gereja, pun menyatakan kekecewaannya terhadap sikap gereja.
"Dia berlari dan menangis ke arahku. Kami berdua lalu pergi. Dan aku terus mengusap air matanya, dan hanya bisa mengatakan, apa yang dia lakukan tak ada salahnya,"
"Tak ada yang salah dengannya. Dia berani dan cantik,"
"Aku marah (kepada gereja) karena telah menyakitinya, apapun alasannya,"
Menurut ibu Savannah, anaknya itu sudah menyampaikan ingin memberi pengakuan di depan jemaat gereja.
Ia pun mendukungnya.
Alasan Ibu Savannah, memusuhi atau menekan anak yang punya kecenderungan seksual berbeda, toh, tak akan membuat anaknya berubah. (*)
dipublikasi oleh GRID/Aji Bramastra
Apa yang dia lakukan di sebuah gereja di kotanya, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, bikin heboh dan dengan cepat memicu pro kontra pendapat publik.
Video yang merekam kelakuan Savannah di gereja itu menjadi viral.
Apa yang Savannah lakukan?
Dilansir dari The Huffington Post, dalam sebuah misa di gereja, 7 Mei 2017, Savannah minta izin kepada pihak gereja untuk melampiaskan testimoninya di atas mimbar.
Ia ingin agar masyarakat mendengar ganjalan di hatinya selama ini.
Tapi, begitu dia bicara di atas mimbar gereja, jamaah satu gereja langsung geger.
Pihak gereja pun akhirnya terpaksa mematikan mikrofon.
Savannah akhirnya diusir paksa dari atas mimbar.
Campur baur ekspresi masyarakat melihat Savannah.
Sedih, marah, jijik, bangga, atau prihatin, menjadi penilaian masyarakat atas aksi Savannah.
Inilah yang Savannah katakan di atas mimbar :
"Aku percaya aku diciptakan Tuhan sebagaimana diriku sekarang, semua bagian dari diriku,"
"Tuhan tidak mungkin salah ketika memutuskan memberiku mata berwarna coklat, atau memberiku kepala botak ketika aku lahir,"
"Tuhan tak mungkin salah memberiku freckless (bintik-bintik merah di wajah),"
"Tuhan juga tak mungkin salah menciptakanku sebagai seorang lesbian,"
"Tuhan mencintai aku apa adanya, karena aku percaya dia cinta semua makhluk ciptaannya,"
"Aku percaya dia menciptakanku seperti ini dengan sebuah tujuan, dia tak pernah salah menciptakan seseorang,"
Setelah itu, Savannah mencoba berbicara tapi suaranya tak terdengar.
Pihak gereja memutuskan untuk mematikan mikrofon itu.
Seorang pria, juga menyuruh Savannah turun dari mimbar dan duduk di tempatnya semula.
Savannah pun menangis.
Ya, Savannah ternyata mengungkapkan pengakuan di depan khalayak gereja, bahwa dia seorang lesbian.
Sebuah hal yang terlarang di sejumlah agama, termasuk Kristen.
"Aku sangat sedih karena aku ingin menyelesaikannya,"
"Aku merasa, apa yang aku katakan haram untuk diperdengarkan orang lain,"
"Tapi aku sangat bahagia, karena pada akhirnya, aku menunjukkan bahwa lesbian itu bukan orang aneh,"
"Ada kalimat lain yang ingin kuungkapkan, tapi tiba-tiba mikrofon dimatikan,"
Savannah yang sudah menyadari bahwa dirinya lesbian, ternyata sudah mendapat support dari kedua orangtuanya.
Ibu Savannah, yang juga hadir di gereja, pun menyatakan kekecewaannya terhadap sikap gereja.
"Dia berlari dan menangis ke arahku. Kami berdua lalu pergi. Dan aku terus mengusap air matanya, dan hanya bisa mengatakan, apa yang dia lakukan tak ada salahnya,"
"Tak ada yang salah dengannya. Dia berani dan cantik,"
"Aku marah (kepada gereja) karena telah menyakitinya, apapun alasannya,"
Menurut ibu Savannah, anaknya itu sudah menyampaikan ingin memberi pengakuan di depan jemaat gereja.
Ia pun mendukungnya.
Alasan Ibu Savannah, memusuhi atau menekan anak yang punya kecenderungan seksual berbeda, toh, tak akan membuat anaknya berubah. (*)
dipublikasi oleh GRID/Aji Bramastra