Source pic: irsofian.com
Lailatul Qadar merupakan malam yang memiliki
keutamaan luar biasa. Orang yang mendapatkan pahala Lailatul Qadar merupakan
orang yang beruntung karena dengan ibadah selama 10 hari, dirinya perpeluang
besar mendapatkan pahala sebesar seribu bulan. Hal ini mengalahkan pahala 4
orang Bani Israil yang memiliki pahala amalan selama 80 tahun.
Diriwayatkan dalam Hadis Ibni Abi Khatim,
Ali bin Urwah berkata, Nabi bercerita ada empat orang dari golongan Bani
Israil yang menyembah pada Allah selama 80 Tahun dan tidak pernah menentang
pada Allah meskipun hanya sekejap mata. Nabi menyebutkan mereka adalah
Ayub, Zakariya, Khizkil bin Ajuz dan Yusak bin Nun.
Ali berkata pada sahabat dan semuanya merasa
heran dengan empat orang tersebut, dan datanglah Malaikat Jibril dan
berkata, "Hai Muhammad apakah umatmu merasa heran dengan apa yang di
kerjakan empat hamba yang tidak pernah melanggar selama 80 tahun dalam
beribadah pada Allah?
Ketahuilah bahwa Allah menurunkan sesuatu yang
lebih baik dari pada itu, dan Jibril berkata pada Muhammad, "Sesungguhnya
Allah menurunkan Alquran pada malam Lailatul Qadar, apa kalian tau apa malam
Lailatul Qadar? yaitu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan.
Ini lebih utama daripada apa yang telah umatmu herankan."
Perhatikan kalimat yang saya tebalkan dan digaris
bawahi, itu adalah arti dari salah satu ayat surat al Qad’r tepatnya ayat 3 “Malam
kemuliaan itu lebih
baik dari seribu bulan” inilah fakta
yang dimaksudkan luput dari perhatian dan pemahaman kita selama ini.
Artinya: Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan
Disejumlah tausyiah yang mungkin sudah tidak
terhitung lagi kita saksikan dan dengarkan, bahwa seseorang yang mendapatkan malam
lailatul qodar setara dengan pahala beribadah selama 1000 bulan atau 83 tahun 4
bulan. Ini adalah kekeliruan dalam menafsirkan ayat ini. Karena Bahasa al-quran
jelas diterangkan arti dari ayat tersebut adalah “lebih baik dari seribu bulan”,
jadi pahala ibadahnya lebih dari seribu bulan, atau bisa 2000 bulan, 3000 bulan
dan seterusnya atau tidak terhingga, semuanya terserah kemurahan Allah swt. Inilah fakta pertama yaitu “Nilai
ibadah lebih baik dari 1000 bulan” ini sekaligus menjawab keheranan atau
ketakjub-an kita terhadap umat-umat terdahulu yang mempunyai masa untuk
beribadah kepada Allah yang sangat banyak dikarenakan umur mereka yang sangat
panjang (ratusan tahun).
Kaidah dalam ibadah atau fikihnya, jika ada satu
ayat dimana Allah tidak mengkhususkan, maka jangan dikhususkan. Jadi ketika
disebutkan lebih baik dari seribu bulan artinya lebih dari nilai tersebut atau bahkan
tak terhingga. Lain halnya ketika dalam sebuah ayat disebutkan dengan tegas. Misalnya
pada Surat Al Anfal ayat 9 yang artinya “(ingatlah),
ketika kamu memohon pertolongan kepada tuhanm-Mu, lalu diperkenankan-Nya
bagimu, ‘sungguh, aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang
berturut-turut.” Maka disini Allah mendatangkan bantuan malaikat kepada
kaum muslimin di perang Bad’r sebanyak 1000 malaikat dan tidak lebih yang
didatangkan berturut-turut. Penjelasan ini sekaligus untuk menjawab turunnya
malaikat pada malam Qod’r dilanjutan artikel ini.
Fakta Kedua
adalah sebagaimana disebutkan pada ayat berikutnya dari surat al qod’r
Artinya “Pada malam itu turun para malaikat dan
Ruh (Jibril) dengan izin tuhannya untuk mengatur semua urusan”.
Disini tidak disebutkan jumlah malaikat, itu artinya
baaanyak malaikat. Saking banyaknya sampai “Ta”-nya pada awal ayat ini hilang
satu. Kalimat normalnya adalah “Tatanazzalu”
karena dasar bahasanya dalam ilmu shoraf adalah “tanazzala ya tanazzalu”. ”tatanazzalu” untuk mu’alaq, tapi di ayat ini “ta”nya hilang
satu “Tanazzalul malaika….” Saking cepatnya para malaikat turun, kata Ibn
Katsir, sampai malaikat saling berdesak-desakan sehingga seakan-akan menutup
keadaan di bumi, sampai keadaan di bumi begitu tenang. Angin bertiup
sepoi-sepoi, pohon-pohon tidak gemerincing, hal ini karena malaikat turun
sehingga menghambat pergerakan itu. Bahkan pada malam itu “Ruh” atau Malaikat
Jibril dengan izin tuhannya ikut turun ke bumi.
Sebagai tambahan bahwa tugas malaikat Jibril
adalah khusus menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul. Tugas tersebut
berakhir ketika Rasulullah SAW wafat. Namun pada malam kemuliaan “Lailatul
Qodar” saking pentingnya malam tersebut, dengan izin tuhannya Malaikat Jibril
juga turun ke Bumi. Mungkin anda bertanya untuk urusan apa? Wallahu a’lam hanya
Allah yang maha mengetahui. Tetapi intinya disini bahwa turunnya Jibril ke bumi
di malam Qodar merupakan suatu yang istimewa bagi umat Muhammad SAW jadi sayang
banget jika dilewatkan. Ust Adi Hidayat menyampaikan bahwa MasyaAllah Jibril
turun ke bumi bersama para malaikat lainnya bersama-sama berdoa dengan orang
yang berdoa, ikut berzikir dengan orang-orang yang berzikir, memohonkan ampun
kepada orang yang memohon taubat dan sebagainya. Jadi sungguh merugi bagi yang
tidak mendapatkan malam kemuliaan tersebut karena ketika ia berdoa malaikat
meng-aminkan, ketika berzikir malaikat ikut berzikir, dan bermohon diampunkan. Jika
kita mempunyai kebutuhan maupun urusan apapun dengan izin Allah bisa
diselesaikan malam itu
Fakta ketiga dan ini yang paling
penting adalah pada ayat terakhir Surat Al Qodr tersebut:
Artinya : Sejahteralah (malam itu) sampai terbit
fajar
Malam Qodar itu melahirkan ketentraman, kedamaian,
dan kenyamanan. Di dalam Al-Quran kalau ada kalimat “salam” seperti halnya pada kalimat awal ayat ke 5 surat Al Qadr,
itu mengandung arti jaminan keselamatan, kebahagiaan dan ketentraman di tiga alam, yaitu
dunia, alam kubur, dan alam akhirat (Dalilnya bisa lihat Surat Maryam ayat 15).
Seseorang yang berhasil mendapatkan malam Qodr dan terjadi perubahan pada
dirinya dimana semakin dekat dengan Allah, maka dijamin tentram hidupnya di
alam dunia, selamat di alam kuburnya dan bahagia di alam akhiratnya.
Saudaraku, Allah merahasiakan malam Al Qadr. mari kita tingkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah di sisa 10 hari terakhir Ramadhan ini, semoga Allah memperkenankan kita dipertemukan dengan malam kemuliaan ini. Insya Allah..Aamin Ya Rabbal 'Alamin.
Wallahu A’lam
Rujukan: http://ramadan.liputan6.com
Video (Audio) tausyiah Ust. Adi Hidayat “Cara mendapatkan
Lailatul Qodar” DISINI