Pasangan suami-istri dari keluarga petani di Provinsi Sichuan, China,
ini telah menghabiskan banyak uang untuk perawatan medis putri mereka
yang baru berusia dua tahun, tetapi tak kunjung sembuh.
Menurut laporan situs berita Mirror, Selasa (27/6/2017), orangtuanya telah menghabiskan lebih dari Rp 188 juta untuk perawatan anaknya. Kini uangnya telah habis.
Berbagai upaya sudah dan terus dilakukan untuk kesembuhan, tetapi
sakit yang diderita putrinya tak kunjung baik dan bahkan bertambah
parah.
Ayahnya yang patah hati, yang tidak mampu lagi membayar tagihan medis
putrinya yang mulai sekarat, lalu mengajaknya untuk bermain di
kuburannya yang disiapkan untuk anaknya.
Zhang Xin Lei, balita perempuan tersebut, didiagnosis menderita kelainan kondisi darah sejak ia baru berusia dua bulan.
Setelah menyadari tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, ayahnya Zhang
Liyong, yang luluh lantak, memutuskan satu-satunya pilihannya adalah
mempersiapkan anaknya menghadapi kematian.
Liyong berkata, "Saya hanya bisa mengemukakan gagasan untuk
mengajaknya bermain di tempat ini” – sambil menunjuk kuburan yang telah
disiapkan untuk anaknya.
"Di sinilah dia akan beristirahat dengan tenang. Yang bisa saya
lakukan adalah menemaninya setiap hari," kata Liyong, seorang petani
yang tinggal di dekat kota Neijiang, Sichuan itu.
Liyong membaringkan diri di kuburan itu sambil memeluk putrinya yang
masih kecil sementara ibunya, yang sedang hamil, duduk di dekatnya.
Keluarga tersebut telah meminjam uang dari para sahabat, tapi tawaran bantuan keuangan kini telah habis.
Zhang didiagnosis menderita thalassemia,
penyakit kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor genetika dan
menyebabkan protein yang ada di dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak
berfungsi secara normal.
Kondisi itu dialami Zhang sejak usia dua bulan. Tentu saja, kelainan
darah seperti itu membutuhkan perawatan seumur hidup, termasuk
pengobatan dan transfusi darah.
Tanpa pemantauan ketat dan perawatan rutin dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius dan dapat mengancam nyawa.
Dalam sebuah wawancara yang begitu emosional, ibunya, Deng Min,
menangis dan berkata, "Kami telah terdesak ke sebuah sudut. Tidak ada
pilihan lain."
sudah dipublish di kompas.com dgn judul "Anak Sakit Keras, Ayah yang Luluh Lantak Ajak Anak Main di Kuburan"